Kamis, 28 Februari 2008

Permainan Hidup

Permainan Hidup

Heaven Hidup tak ubahnya sebuah permainan. Ia memaksa siapapun yang terlempar ke dalamnya untuk mengikuti permainan.

Mereka harus ikut bermain hingga peran yang harus dimainkannya berakhir. Dalam permainan bernama “Hidup” setiap invidu mempunyai mempunyai peran masing-masing. Seperti syair lagu Nicky Astri Panggung Sandiwara bahwa “setiap insan punya satu peranan yang harus dimainkan.”


Permainan bernama “Hidup” begitu komplek. Ada banyak cerita dan peran yang harus dimainkan oleh masing-masing individu. Permainan individu ini, satu sama lain terhubung dalam “Permainan” yang lebih besar bernama “Kehidupan”. Dalam Kehidupan ada aturan-aturan yang musti ditaati. Jika tidak percaya, coba saja baca novel "Match Made in Heaven" karya Bob Mitchell yang diterbitkan oleh Penerbit Ufuk

Dalam buku tersebut digambarkan seorang individu bernama Eliot Goodman. Eliot terserang penyakit jantung yang hamper saja menyeretnya ke akhir permaianan. Ia hamper saja game over. Namun, Tuhan memberi kesempatan kepada Eliot untuk berperan dalam permainan dengan syarat, Eliot harus mampu mengalahkan Tuhan dalam permainan Golf delapanbelas lubang.

Yang menarik, Tuhan tidak turun tangan sendiri dalam permainan tersebut. Ia mewakilkannya kepada Leonardo da Vinci, William, Claude Dukenfield, Musa, John Lennon, Sigmund Freud, Edgar Allan Poe, Socrates, Pablo Picasso, Abraham Lincoln, Ludwig Von Beethoven, William Shakespeare, George Herman Ruth Jr., Christoforus Colombus, Mahatma Gandhi dan William Benjamin Hogan.

Dalam setiap tahapan, Eliot tidak saja bermain Golf ansich. Eliot bermain tentang filosofi kehidupan yang diperoleh dari interaksi Elliot dengan musuh-musuhnya. Setiap musuh memberi Elliot refleksi berupa pandangan baru untuk bekal melanjutkan hidup. Dari Colombus, Eliot belajar tentang: "History knows of no man who ever like did the like". Hanya mereka yang benar-benar berbeda dan sadar akan keberbedaannya, akan tercatat dalam sejarah. Sisanya, yang terjebak dalam kerumunan, akan hilang seiring usainya `permainan' hidup mereka.

Karena hidup tak lebih dari permaianan, bermainlah dengan baik. Berperanlah sebagai pemain yang handal untuk memenangkan permainan. karena kita hanya satu pemain dari jutaan pemain lain. Sama seperti Tuhan mengajari Eliot untuk bermain dengan cantik demi kehidupannya..

Tidak ada komentar: